Dilansirdari Facts of Indonesia, Hari Kartini yang dirayakan setiap tanggal 21 April di seluruh Indonesia ini bertujuan untuk memperingati sekaligus menghormati perjuangan R.A. Kartini selama memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan khususnya dalam bidang pendidikan. Perayaan Hari Kartini (dok.
RA Kartini adalah sosok perempuan yang menjadi pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Beliau berjuang untuk mengangkat derajat perempuan Indonesia, salah satu perjuangannya adalah melalui jalur pendidikan. Untuk mengenang jasanya, maka ditetapkanlah hari lahirnya yaitu tanggal 21 April sebagai hari Kartini.
1 LATAR BELAKANG R.A Kartini adalah sosok perempuan yang menjadi pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Beliau berjuang untuk mengangkat derajat perempuan Indonesia, salah satu perjuangannya adalah melalui jalur pendidikan. Untuk mengenang jasanya, maka ditetapkanlah hari lahirnya yaitu tanggal 21 April sebagai hari Kartini.
Dalambuku Hygiene Mental, Kartini Kartono menyatakan bahwa kehidupan kerohanian yang sehat, memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko-fisik yang kompleks. Dalam pendahuluan tersebut terdiri dari latar belakang permasalahan yang berisikan alasan 21 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
. dok. IDN Times Setiap tanggal 21 April adalah hari peringatan jasa-jasa salah seorang wanita paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Ya, Hari Kartini telah ditetapkan oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1964. Selain merayakan ulang tahun Raden Ayu Kartini, salah satu pejuang emansipasi wanita paling pertama di Indonesia, diharapkan 21 April juga bisa menjadi penghargaan terhadap perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak-hak mereka dalam masyarakat bisa dipungkiri, Ibu Kita Kartini telah membuka sejumlah pintu bagi para perempuan Indonesia untuk mengenyam pendidikan dan mendapatkan hak-hak mereka. Namun apakah seluruh wanita Indonesia satu suara dalam hal ini? Bagaimana cara para perempuan Indonesia memaknai perayaan 21 April, apakah sosok Kartini benar-benar memberi pengaruh besar dalam kehidupan saat ini? IDN Times menanyai sejumlah perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang untuk Menurut Melarissa, perjuangan R. A. Kartini seharusnya tidak hanya dirayakan pada 21 April saja, kita harus memperjuangkan hak-hak perempuan kapan pun dengan cara istimewa Meski tengah berada jauh dari tanah air, Melarissa tidak melupakan makna dan jasa perjuangan Kartini. Gadis yang tengah mengenyam pendidikan di New York Film Academy, Los Angeles ini sangat merasakan manfaat dari perjuangan R. A. Kartini bagi perempuan muda di sang pahlawan memberi inspirasi bagi wanita agar mau 'berperang' melawan ketidakadilan dan diskriminasi dengan keyakinan diri yang kukuh. Kartini adalah sosok yang luar biasa; meskipun hidup terkungkung adat namun beliau masih mampu berusaha mandiri dan berjuang dari balik dinding. Bukannya teredam, hasrat Kartini akan pengetahuan dan menyuarakan pikiran semakin lantang. Beliau adalah sosok modern yang berasal dari masa lalu sehingga pantas dikenang dan diketahui kisahnya oleh para generasi muda bagi gadis yang mengambil pendidikan S2 jurusan screenwriting ini, perjuangan Kartini tidak harus dirayakan hanya pada 21 April saja. Para perempuan muda Indonesia harus menjadikan setiap harinya sebagai momen untuk berjuang dengan cara masing-masing demi menaikkan harkat wanita dan mengentaskan diskriminasi. "Bukan mustahil kelak, suatu hari kamu bakal bisa membuka pintu buat ribuan orang dan jadi inspirasi seperti Kartini." ungkapnya. Untuk Melarissa, Selain R. A Kartini dan Malala Yousafzai, sosok pahlawan wanita juga ada dalam diri sang ibu yang berhasil membesarkannya meskipun berjuang sendiri sebagai orangtua Mengenang perjuangan R. A. Kartini sangat penting karena beliau adalah pelopor kesetaraan hak antara pria dan wanita di Indonesia bagi IDN Times Sama seperti murid sekolah lain pada umumnya, Hari Kartini terasa spesial bagi Alvina. Gadis SMA ini diwajibkan mengenakan kebaya untuk memeriahkan Hari Kartini bersama teman-teman sekelasnya. Tak lupa, digelar juga acara cerdas cermat dan pertunjukan oleh dua orang wakil kelas. Seru sekali selain event-event khusus itu, Alvina juga merasa bahwa Hari Kartini punya makna lebih dalam. Menurutnya kita perlu berterima kasih kepada sosok R. A Kartini yang telah sangat berjasa bagi wanita Indonesia. Kartini menjadi pelopor agar para wanita bisa mendapatkan hak yang adil seimbang dengan para pria. Bagi Alvina, sosok pahlawan wanita masa kini ada dalam diri Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang tanpa gentar mengganyang kapal-kapal nakal di perairan "Cahaya" merasa sosok R. A. Kartini tak lebih berjasa dalam sejarah Bangsa Indonesia dibandingkan dengan para pejuang wanita lain yang turun ke medan semata via berbeda diberikan oleh Cahaya bukan nama sebenarnya yang merasa bahwa Hari Kartini tidak memiliki nilai spesial. Menurut wanita yang berprofesi sebagai makeup artist ini, Kartini adalah sosok yang beruntung. Wanita bangsawan dengan akses terhadap pendidikan dan pergaulan dengan bangsa Belanda. Kartini bisa melakukan inovasi dengan membuka sekolah karena beliau memang sosok yang mampu dan terfasilitasi. Ditambah lagi dengan seorang ayah yang memberi dukungan penuh terhadap cita-cita Cahaya, perjuangan Kartini tidak lebih hebat dari para pejuang wanita lain yang berjibaku, berkorban darah, tulang dan nyawa untuk melawan penjajahan. Cahaya mempertanyakan mengapa Kartini diistimewakan, padahal emansipasi wanita sudah ada sejak sebelum era beliau ditandai dengan para pahlawan wanita yang turun ke medan perang."Mengapa setiap perayaan Hari Kartini harus pakai baju daerah ke kantor atau sekolah? Bukankah lebih cocok jika itu dipakai saat memeringati Hari Sumpah Pemuda?" tanyanya Sumiatun tak kenal siapa itu R. A. Kartini, namun ia ingin menjadi pahlawan wanita bagi anak-anaknya yang masih IDN Times Berbeda dengan para wanita sebelumnya Sumiatun tidak mengerti soal Hari Kartini. Ya, ibu muda yang sehari-harinya berdagang makanan di teras sebuah ruko ini tidak tahu kalau 21 April adalah peringatan Hari Kartini. Bahkan, siapa sosok Kartini itu pun, Sumiatun tak ditanyai makna khusus 21 April, ibu dari dua orang anak ini tampak kebingungan dan memilih tersenyum saja. Baginya tidak ada yang spesial dengan hari tersebut, kecuali jika tanggal 21 April adalah tanggal merah yang sayangnya tidak.Sumiatun sebenarnya punya empat orang anak, namun saat ini tinggal dua yang masih hidup bersamanya. Impiannya adalah berhasil menyekolahkan kedua buah hatinya agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari dirinya. Sumiatun tidak mengenal sosok Kartini sebagai pejuang wanita yang menjadi teladannya, tapi di matanya ada sosok ibunya sendiri yang telah melahirkan dan membesarkannya hingga Juga Simak Nih! Ketika 9 Cowok IDNtimes Buka-bukaan Soal Kartini Masa Kini5. Jasa dan usaha R. A. Kartini masih perlu diperjuangkan kembali oleh para perempuan Indonesia karena saat ini efeknya terasa telah pudar menurut IDN Times Venita adalah seorang copywriter yang bekerja kantoran di siang hari dan kuliah di malam hari. Pekerjaannya di siang hari itu untuk membiayai cita-citanya memiliki gelar sarjana dan pendidikan yang lebih tinggi. Bagi Venita, Hari Kartini tidak terlalu spesial. Dari dulu sejak ia masih murid sekolah, hari peringatan ini hanya begitu-begitu saja. Perayaan-perayaan yang diadakan di berbagai sekolah dan kantor baginya hanya formalitas belaka. Sementara jasa sang pahlawan sudah terasa pudar rasanya dalam masyarakat masa emansipasi wanita terasa stagnan dan kerap disepelekan. Mayoritas warga Indonesia masih menganggap wanita yang berhasil kuliah tinggi dan sukses bukanlah pencapaian yang penting. Hakikat wanita masih sebatas jadi istri atau ibu rumah tangga. Ketika ditanya apakah R. A. Kartini adalah sosok yang berjasa baginya, Venita mengakui bahwa sang pahlawan emansipasi wanita memang telah berjasa. Tetapi di zaman dulu. Ia menyayangkan perjuangan yang dipelopori Kartini yang tidak dilanjutkan wanita-wanita di generasi berikutnya sampai sekarang. Buktinya adalah stigma buruk terhadap wanita yang masih bercokol kuat dalam pikiran masyarakat Indonesia, misalnya harkat wanita yang hanya diukur dari status pernikahannya meski sukses namun tak menikah dianggap gagal sebagai perempuan, misalnya.Selain sang ibu yang mendidiknya menjadi wanita mandiri dan mampu membela hak sendiri, Venita mengidolakan sosok wanita pemberani seperti Najwa Shihab yang meskipun wanita tidak pernah merasa terintimidasi meski harus berhadapan dengan tokoh sepenting apa pun dengan topik sesensitif apa pun. Ia berharap suatu saat nanti, bisa membuktikan dengan aksi nyata bahwa wanita setara dengan Yanti berterima kasih atas jasa R. A. Kartini yang membuka kesempatan baginya dan para perempuan Indonesia untuk mencapai impian mereka. dok. IDN Times Penampilan Yanti sedikit berbeda dengan sesama rekan kerja wanitanya yang lain. Jika teman-temannya mengenakan seragam manis atau celemek lucu, Yanti mengenakan seragam keamanan yang tampak gagah berwibawa. Meski begitu wajahnya tetap ayu terpulas riasan sederhana. Profesinya adalah petugas keamanan di sebuah Yanti, Hari Kartini dan sosok pejuang hak perempuan itu adalah hal yang penting baginya dan para wanita Indonesia. Pada Hari Kartini, ia turut senang ketika melihat anaknya sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut perayaan di sekolah. R. A Kartini sendiri adalah sosok yang Yanti kagumi dan anggap sebagai pelopor yang membuka jalan bagi kaum perempuan Indonesia. Tanpa perjuangannya mungkin sekarang wanita masih tidak ada apa-apanya dan tidak mendapat kesempatan seluas ini di dunia pendidikan maupun ia sempat tak diizinkan bekerja, kepergian salah seorang anaknya serta larangan sang suami membuatnya urung mencari mata pencaharian sendiri. Namun karena semangatnya yang besar dan latar belakang pendidikannya di bidang bela diri, akhirnya ibu anak dua ini berprofesi sebagai tenaga keamanan. Ini juga merupakan jasa R. A Kartini, yang menurutnya membuka peluang yang lebih besar bagi para wanita Indonesia dalam mengukuhkan posisi mereka di Meski tak lagi merasakan kesakralan Hari Kartini, Puspita tetap merasa perayaan ini perlu untuk mendidik masyarakat Puspita tak mungkin tak tahu soal Hari Kartini. Profesinya sebagai aparatur sipil negara membuatnya perlu turut serta merayakannya di kantor. Akan tetapi jika boleh jujur, ia tak merasa ada yang istimewa dari Hari ia juga tak menganggap perayaan tersebut sebagai formalitas belaka yang bisa disepelekan. Menurutnya peringatan hari Kartini diperlukan untuk terus mengingatkan masyarakat Indonesia tentang fakta penting sejarah perjuangan kaum perempuan demi mencapai posisi mereka sekarang. Selain itu Hari Kartini juga merupakan lampu merah tematik bagi kita agar tidak tenggelam dalam rutinitas perbedaan pendapat tentang arti Hari Kartini sebaiknya dijadikan masukan untuk melanjutkan perjuangan beliau dalam emansipasi wanita dari latar belakang berbeda telah memberikan pendapatnya masing-masing tentang makna Hari Kartini bagi mereka. Rupanya ada suara beragam dalam menyikapi jasa R. A. Kartini dalam perkembangan kehidupan perempuan Indonesia di masa sekarang ini. Perbedaan ini tak perlu kita sikapi dengan kontradiksi, namun bisa menjadi masukan bagi kita untuk melanjutkan usaha beliau dalam memperjuangkan hak dan posisi wanita dalam masyarakat Indonesia dan bahkan duniKaum perempuan harus percaya diri dengan kekuatan wanita dan berusaha membuat perubahan nyata yang tidak hanya di bibir saja. Dengan saling mendukung dan usaha tekun, tentu wanita juga dapat membuktikan bahwa mereka bukan manusia kelas dua dan dapat turut mengubah Juga 11 Quote Kartini yang Berhasil Menggerakkan Perempuan Indonesia Lebih Maju
Ketika Indonesia masih di masa penjajahan, RA Kartini memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Hal tersebut yang membuat beliau dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita. Perjuangan RA Kartini didasarkan oleh keberadaan wanita yang sering tidak dihargai. Wanita hanya boleh mengerjakan urusan dapur dan anak, tanpa diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak. Akan tetapi, RA Kartini dengan segenap hatinya, berjuang supaya wanita Indonesia yang merasa tertindas dapat sederajat dengan pria. Saat ini, perjuangan dari RA Kartini benar-benar memberi pengaruh serta arti besar bagi wanita Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya wanit Indonesia yang berprestasi bahkan salah satunya pernah menjadi Presiden Republik Indonesia. Untuk membahas lebih dalam mengenai biografi RA Kartini singkat, di bawah ini telah merangkum biografi RA Kartini singkat tersebut dari berbagai sumber, Selasa 8/9/2020. Kelahiran Biografi RA Kartini singkat dimulai dari kelahiran beliau. Raden Ajeng Kartini lahir tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. RA Kartini lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan Jawa. Hal tersebut menjadi alasan mengapa beliau mendapat gelar RA yang merupakan singkatan dari Raden Ajeng. Namun setelah menikah, sesuai dengan tuntunan adat Jawa kepanjangan dari gelar RA tersebut berubah menjadi Raden Ayu. Hari kelahiran RA Kartini saat ini diperingati sebagai hari nasional, yaitu hari Kartini. Diperingatinya tanggal 21 April sebagai hari Kartini tidak lain untuk mengenang dan menghormati jasa beliau yang telah ikut berjuang bagi rakyat Indonesia, terutama kaum wanita, agar bisa lebih maju dan bersaing dengan bangsa lainnya. Latar Belakang Keluarga RA Kartini merupakan putri pertama dari istri pertama Raden Adipati Ario Sosroningrat. Ayah dari RA Kartini merupakan putra Pangeran Arion Tjondronegoro IV. Meskipun ibu dari RA Kartini merupakan istri pertama, namun ibu dari RA Kartini bukan istri yang utama. Ibu dari RA Kartini bernama MA Ngasirah. Beliau adalah seorang Kiyai di Telukawur, Surabaya. MA Ngasirah sendiri bukan merupakan putri keturunan bangsawan. Padahal, di masa kolonial Belanda terdapat peraturan jika seorang Bupati harus menikah dengan sesama keturunan bangsawan. Itulah penyebab ayah RA Kartini menikahi Raden Adjeng Woerjan yang merupakan keturunan bangsawan dari Raja Madura. Setelah pernikahan tersebut, ayah RA Kartini kemudian diangkat menjadi bupati Jepara tepat setelah RA Kartini dilahirkan. Masa Remaja Kakek dari RA Kartini adalah bupati pertama yang sudah memberikan pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Sedangkan RA Kartini merupakan merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara, baik kandung maupun tiri. RA Kartini sendiri merupakan putri tertua di antara saudara sekandungnya. Kemudian RA Kartini bersekolah di ELS Europese Lagere School hingga usia 12 tahun. Di masa sekolah inilah beliau belajar Bahasa Belanda. Singkatnya masa sekolah tersebut disebabkan pada umur 15 tahun RA Kartini harus tinggal di rumah karena sudah dipingit. RA Kartini sangat pandai bahasa Belanda. Dirinya mulai belajar menulis surat pada teman-teman dari Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon, yang sangat mendukung RA Kartini. Dimulai belajar surat-menyurat inilah RA Kartini tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa. Beliau mempelajari mengenai hal tersebut melalui surat kabar, majalah hingga buku-buku. Lalu beliau mulai memiliki keinginan untuk memajukan perempuan Indonesia yang status sosialnya masih rendah kala itu. RA Kartini mulai memperhatikan masalah emansipasi wanita dengan membandingkan para wanita Eropa dengan wanita Indonesia. Baginya seorang wanita harus mendapatkan persamaan, kebebasan, dan otonomi serta kesetaraan hukum. Hal tersebut yang kedepannya diperjuangkan oleh RA Kartini. Pasca Pernikahan Hingga Wafat 12 November 1903 tepatnya ketika RA Kartini berusia 24 tahun, beliau diminta menikah dengan Bupati Rembang saat itu, yaitu Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Suami RA Kartini tersebut telah memiliki tiga orang istri. Suami dari RA Kartini sangat memberi pengertian tentang keinginan RA Kartini. Bahkan beliau membebaskan dan mendukung RA Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di timur pintu gerbang perkantoran Rembang, yang saat ini telah menjadi gedung pramuka. Dari pernikahannya dengan Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, RA Kartini dikaruniai seorang putra bernama RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Sangat disayangkan, empat hari setelah RA Kartini melahirkan, tepatnya pada usia 25 tahun, RA Kartini meninggal dunia dan beliau dimakamkan di Desa Bulu, Rembang. Sedangkan Soesalit Djojoadhiningrat sendiri sempat menjabat sebagai Mayor Jenderal pada masa kependudukan Jepang. Di mana dirinya kemudian memiliki anak bernama RM. Boedi Setiyo Soesalit yang merupakan cucu RA Kartini. Lalu RM Boedi Setiyo Soesalit menikah dengan wanita bernama Ray Sri Biatini Boedi Setio Soesalit. Kemudian, dari hasil pernikahannya beliau dikaruniai lima orang anak bernama yang merupakan cicit RA Kartini. Masing-masingnya bernama RA Kartini Setiawati Soesalit, RM Kartono Boediman Soesalit, RA Roekmini Soesalit, RM Samingoen Bawadiman Soesalit, dan RM Rahmat Harjanto Soesalit. Yayasan, Buku, dan Penghargaan Tepat pada tahun 1912, Yayasan Kartini di Semarang mendirikan sekolah wanita yang diberi nama Sekolah Kartini. Sekolah tersebut didirikan oleh keluarga Van Deventer yang merupakan tokoh Politik Etis kala itu. Pembangunan sekolah tersebut kemudian berlanjut di Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan berbagai daerah lainnya. Setelah wafatnya RA Kartini, seorang pria belanda bernama Abendanon yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh RA Kartini saat aktif melakukan korespondensi dengan teman Eropa-nya kala itu. Dari situlah awal mula penyusunan buku yang judul awalnya “Door Duisternis tot Licht” dan kemudian diterjemahkan menjadi “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”, kemudian diterbitkan pada tahun 1911. Buku tersebut dicetak lima kali, dan khusus pada cetakan kelima terdapat surat-surat yang pernah ditulis oleh RA Kartini. Pemikiran yang tertuang oleh RA Kartini banyak menarik perhatian masyarakat masa itu, terutama kaum Belanda. Sebab orang yang menulis surat-surat ke orang Eropa tersebut merupakan wanita pribumi. Pemikiran RA Kartini banyak merubah pola pikir masyarakat Belanda terhadap wanita pribumi saat itu. Tulisan RA Kartini juga menjadi inspirasi para tokoh-tokoh Indonesia seperti Soepratman yang kemudian menciptakan lagu dengan judul “Ibu Kita Kartini”. Kemudian, berkat jasa-jasa RA Kartini, Presiden Soekarno sendiri saat itu mengeluarkan instruksi berupa Keputusan Presiden Republik Indonesia Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964, yang mana keputusan tersebut menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Bahkan Presiden Soekarno sendirilah yang turut menetapkan hari lahir RA Kartini pada tanggal 21 April untuk diperingati sebagai Hari Kartini hingga masa kini.
- Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Hari kelahirannya itu hingga saat ini diperingati sebagai hari KartiniKartini juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964Kartini dibesarkan ditengah-tengah keluarga bangsawaan. Ayahnya bernama Sosroningrat menjabat sebagai Bupati ibunya bernama Ngasih, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru di Teluk Awur, hidupnya, Kartini banyak menulis surat kepada teman-temannya, baik yang berada di Indonesia mupun di Belanda. Baca Juga Ina Cookies Bisnis Kue Kering Mulai dari 1 Karyawan, Kini Ratusan. Mulai dari 5 Resep, Kini Ratusan ResepKepada mereka, Kartini menceritakan penderitaan perempuan jawa. Kartini bercita-cita perempuan jawa dapat menuntut ilmu dan memiliki kedudukan yang setara dengan kaum laki-lakiPada saat kartini berusia 24 tahun, ia dinikahkan dengan Adipati Ario Singgih Djojo Adiningrat yang merupakan seorang bangsawan dan juga Bupati RembangKepada suaminya Kartini mengutarakan cita-cita untuk memajukan kehidupan kaum wanita. keinginan itu didukung sang suamiKartini pun diizinkan mendirikan sekolah wanita, yang merupakan sekolah wanita pertama di RembangBerikut disajikan kisah inspiratif hadiah Pernikahan Kartini. Dikutip Ayoindonesia dari Ipusnas 20 Arpil 2022Hadiah Penikahan KartiniSejak kecil Kartini dikenal sebagai pribadi yang cerdas. Ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berfikiran kritis. Baca Juga BSU BPJS Ketenagakerjaan 2022 Siap-siap! BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta Cair April Ini Tidak heran ketika Kartini dibimbing gurunya membaca Alquran, ia selalu meminta gurunya untuk mengartikan surat Alquran yang dibacanyaBukannya mendapat jawaban, Kartini malah dimarahi gurunya. Menurut gurunya pada saat itu, Alquran adalah kitab yang suci sehingga tidak boleh diterjemahkan dalam bahasa apa yang mendengar penjelasan gurunya, sontak menjadi kesal dan sempat tidak mau lagi membaca Alquran. Hingga suatu hari Kartini bertemu dengan Kyai Sholeh di rumah Bupati pertemuan itu, Kyai Sholeh Memberikan ceramah tentang arti Surah Al-fatihahKartini yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh, meminta pamannya untuk menemui Kiai Sholeh setelah pengajian selesaiSaat bertemu, Kartini mengatakan kepada Kiai Sholeh bahwa sanubarinya bergetar mendengar makna Surah Al-fatihah. Baca Juga 78 Peserta Lolos Sayembara Konsep Perancangan Kawasan di Ibu Kota NusantaraSetelah itu, Kartini pun bertanya kepada Kyai Sholeh “Mengapa selama ini Alquran tidak boleh di artikan dalam bahasa jawa? Bukankah Alquran adalah bimbingan hidup bagi manusia?”Mendengar pertanyaan dari Kartini terbebut, hati Kyai Sholeh tergugah untuk menerjemahkan Alquran dalam bahasa jawaKyai Sholeh pun menerjemakan ayat demi ayat dalam Alquran hingga 13 dari Surah Al-fatihah sampai Surah Ibrahim. Hasil terjemahan Kyai Sholeh tersebut kemudian diberikan sebagai hadiah pernikahan Kartini Terkini
Hari Kartini biasanya diperingati anak-anak sekolah dengan mengenakan pakaian adat khas daerah. Hari ini diperingati setiap tanggal 21 April. Tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran Kartini yang merupakan tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Lalu, bagaimanakah sejarah Hari Kartini di Belakang Hari KartiniPeringatan Hari Kartini ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964 dimana Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Surat keputusan ini ditetapkan tanggal 21 April diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional di Indonesia dan merupakan pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Beliau adalah tokoh pendobrak budaya yang meminggirkan wanita Jawa pada masa itu. Saat itu, wanita Jawa tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di masa penjajahan Belanda, pergerakan kaum wanita sangat dibatasai. Begitu memasuki masa akil baligh, mereka harus tinggal di rumah untuk dipingit. Perempuan tidak perlu memiliki cita-cita yang tinggi dan tidak perlu pergi kemana-mana untuk menuntut ilmu. Bahkan, perempuan pun tidak perlu sekolah dan hanya diajarkan ilmu tata karma kepada keluarga dan masyarakat serta ilmu rumah tangga. Perempuan tidak diperbolehkan menjabat dalam pemerintahan dan apapun jabatan itu. Mereka hanya diperbolehkan menjadi sebagai istri mendampingi tersebut menurutnya menjadi penghambat kemajuan wanita pribumi. Kartini pun berjuang supaya wanita Jawa memperoleh kesetaran dalam hal pendidikan dan kehidupan. Beliau memulai perjuangannya dengan mendirikan sekolah untuk masyarakat umum di serambi dan halaman belakang rumah pendopo. Baca juga pahlawan nasional dari Jawa, pahlawan nasional dari Jawa Tengah, biodata pahlawan kemerdekaan, pahlawan nasional wanita, dan tujuan organisasi R. A. KartiniRaden Ajeng Kartini ialah seorang wanita dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Beliau adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, yakni Bupati Jepara. Kartini adalah putri dari istri pertama yang bukan istri utama. Ibunya bernama M. A. Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, yakni seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Silsilah Kartini, dari sisi ayahnya, dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Baca juga sejarah Hari Ibu di Indonesia, pahlawan nasional dari Yogyakarta, dan sejarah Museum Kereta Keraton R. A. Kartini pada awalnya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan pada masa kolonial Belanda mengharuskan seorang bupati beristrikan seorang bangsawan. Namun, M. A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjam Moerjam yang merupakan keturunan langsung Raja Madura. Akibat pernikahan tersebut, maka ayah Kartini dapat diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R. A. Woerjan, R. A. A. merupakan anak kelima dari sebelas bersaudara kandung dan tiri. Kartini adalah anak perempuan tertua dari kesemua saudara kandung. Beliau diijinkan sekolah sampai usia 12 tahun di ELS Europese Lager School. Pada usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah dapat dipingit. Karena Bahasa Belanda yang dipelajarinya saat belajar di ELS, ia menulis surat kepada teman-teman korespondensinya yang berasal dari Belanda. Salah satu temannya bernama Rosa Abendanon yang banyak oleh buku-buku, koran, dan majalah Eropa maka Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Hal ini menyebabkan keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena melihat perempuan pribumi yang berada pada status sosial yang rendah. Kartini sering membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh oleh Pieter Brooshooft. Kartini pun menerima leestrommel, yakni paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan. Di antara ada majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, tetapi juga majalah wanita Belanda De Hollandsche beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat dalam De Hollandsche Lelie. Dari surat-surat yang dikirimkannya, jelas terlihat bahwa Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian sambil membuat catatan-catatan. Permasalahan yang disoroti tidak hanya berkaitan dengan soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum. Kartini memandang perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Kartini namanya diabadikan di beberapa jalan di Belanda. Jalan-jalan tersebut yakniUtrecht Jalan R. A. Kartini di Utrecht bernama Kartinistraat yang merupakan salah satu jalan utama dan berbentuk U. Jalan ini lebih besar dibandingkan jalan lainnya yang menggunakan nama tokoh-tokoh perjuangan seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, dan Agostinho Jalan R. A. Kartini di Venlo, Belanda Selatan bernama R. A. Kartinistraat berbentuk O di kawasan Hagerhof yang disekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Di Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis secara lengkap. Di sekitarnya jalan tersebut ada nama-nama wanita dari seluruh dunia yang berkontribusi dalam sejarah Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, dan Isabella Jalan Kartini berdekatan dengan Jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir, dan langsung tembus ke Jalan Chris Soumokil Presiden Kedua Republik Maluku Selatan.Habis Gelap Terbitlah TerangKarya R. A. Kartini yang paling dikenal adalah Habis Gelap Terbitlah Terang. Pada tahun 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam Bahasa Melayu berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku tersebut diterbitkan oleh Balai Pustaka. Salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, Armijn Pane, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara. Buku tersebut kembali diterbitkan dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht pada tahun 1938. Buku terjemahan Armijn Pane tersebut diecetak sebelas kali. Surat-surat milik Kartini juga diterjemahkan ke Bahasa Jawa dan Bahasa Lain R. A. KartiniSelain surat-surat Kartini yang dibukukan, ada juga karya lain dari R. A. Kartini yakniSurat-surat Kartini, Renungan Tentang dan untuk BangsanyaSurat-surat Kartini pun diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno pada saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbingnya memintanya menerjemahkan surat-surat tersebut agar mampu menguasai Bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Pada tahun 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht akhirnya diterbitkan. Buku tersebut terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa”. Sulastin menyatakan bahwa meskipun tertulis Jawa, tetapi yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh bangsa Aku Kartini SajaBacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku ini merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Mau … Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899 – 1903Buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899 – 1903 diterbitkan dalam rangka untuk memperingati 100 tahun wafatnya. Buku tersebut memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat tersebut dikumpulkan oleh Dr Joost Cote dengan judul terjemahan “Aku Mau … Feminsime dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899 – 1903”.“Aku Mau … “ ialah moto Kartini. Sepenggal ungkapan tersebut mewakili sosol yang selama ini tidak pernah dijadikan bahan perbincangan. R. A. Kartini berbicara banyak hal yang meliputi sosial, budaya, agama, dan Hari KartiniSeperti telah disinggung sebelumnya, peringatan Hari Kartini biasanya dilakukan dengan mengenakan pakaian adat khas daerah oleh anak-anak sekolah. Tidak hanya itu, para pegawai kantoran juga mengenakan pakaian adat khas daerah. Selain penggunaan pakaian adat, peringatan Hari Kartini juga sering dilakukan dengan mengadakan lomba-lomba, seminar, diskusi, dan aksi nyata. Lomba-lomba yang sering diadakan misalnya lomba karya ilmiah Hari Kartini, lomba pidato Hari Kartini, lomba baca puisi Raden Ajeng Kartini, lomba artikel, lomba puisi dan cerita pendek tentan Raden Ajeng dan diskusinya yang diadakan biasanya berkaitan dengan tema emansipasi wanita. Begitu juga dengan aksi nyata yang dilkakukan, misalnya aksi nyata berupa advokasi, demonstrasi, maupun pemberdayaan peremupuan. Baca juga biografi Cut Nyak Dhien, sejarah Perang Aceh melawan Belanda, bangunan bersejarah di Aceh, peninggalan Kerajaan Aceh, dan sejarah Kerajaan Hari KartiniHari Kartini memiliki banyak makna yang dapat digali. Makna Hari Kartini diantaranya adalah sebagai berikutMendorong kesadaran kaum pria untuk turut serta dan aktif mewujudkan kesetaraan genderMembangkitkan peningkatan kualitas hidup perempuanMemperkuat penghapusan kekerasan dalam rumah tanggaMeningkatkan kualitas pendidikan formal bagi perempuan IndonesiaMemperkuat dan memperluas pemberdayaan perempuan Indonesia maupun dunia secara lebih luasMemperkuat advokasi dan aksi nyata dalam peningkatan kualitas hidup perempuanInilah penjelasan mengenai sejarah Hari Kartini di Indonesia. Semoga kita dapat mengambil makna dari penjelasan mengenai sejarah Hari Kartini. Selain itu, sebagai perempuan masa kini semoga kita dapat memaknai dan melanjutkan cita-cita perjuangnnya dengan melaksanakan aksi nyata yang berkaitan dengan kemajuan perempuan Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat.
latar belakang hari kartini